Walikota Semarang yang ke 10 periode 1990-2000
Kolonel (Purn) H Soetrisno Suharto, yang akrab disapa Pak Tris, merupakan sosok penting dalam sejarah Kota Semarang. Beliau dikenal sebagai Wali Kota Semarang yang menjabat selama dua periode, dari tahun 1990 hingga 2000. Kepemimpinannya membawa banyak perubahan positif bagi kota ini, dan kontribusinya masih dikenang hingga kini. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai kehidupan, karir, dan warisan yang ditinggalkan oleh Pak Tris, memberikan gambaran menyeluruh tentang perannya sebagai pemimpin dan tokoh masyarakat.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Pak Tris lahir pada 27 Juli 1940 di Sumatera Utara, sebagai anak dari keluarga petani transmigran. Latar belakang keluarga yang sederhana tidak menghalanginya untuk meraih pendidikan tinggi. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Sumatera Utara, beliau melanjutkan studinya di Akademi Militer Negara, Angkatan VIII. Pendidikan di akademi ini membentuk disiplin, kepemimpinan, dan komitmen yang kuat dalam dirinya, yang kemudian sangat berpengaruh dalam karir militernya.
Karir Militer
Setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer, Pak Tris bergabung dengan Kodam IV Diponegoro. Karir militernya berjalan dengan cemerlang, dan beliau menerima beberapa penghargaan atas dedikasi dan pengabdiannya, termasuk Satya Lencana Kesetiaan untuk 8, 18, dan 24 tahun, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, serta Bintang Kehormatan Legiun Veteran RI. Pengalaman dan penghargaan ini menunjukkan betapa besar kontribusinya dalam dinas kemiliteran.
Karir Politik dan Kepemimpinan sebagai Wali Kota Semarang
Pak Tris mulai terjun ke dunia politik setelah pensiun dari dinas kemiliteran. Pada tahun 1990, beliau terpilih sebagai Wali Kota Semarang yang ke-10 dan menjabat selama dua periode hingga tahun 2000. Selama masa kepemimpinannya, beliau dikenal sebagai pemimpin yang inovatif dan berorientasi pada pembangunan. Beberapa kebijakan dan program utama yang berhasil dilaksanakan antara lain:
Pembangunan Infrastruktur: Pak Tris fokus pada pembangunan infrastruktur kota, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas umum. Proyek ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup warga, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pelayanan Publik: Di bawah kepemimpinannya, pelayanan publik di Semarang mengalami peningkatan signifikan. Beliau memperkenalkan sistem pelayanan yang lebih efisien dan transparan, yang memudahkan warga dalam mengakses berbagai layanan pemerintah. Program Sosial: Pak Tris juga memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat dengan mengimplementasikan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umum. Hubungan dengan Masyarakat dan Pemerintah Lain Pendekatan kepemimpinan Pak Tris sangat inklusif dan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Beliau sering mengadakan dialog dengan warga untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan mereka, serta mencari solusi bersama. Hal ini menciptakan hubungan yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat, yang menjadi salah satu kunci keberhasilannya dalam memimpin.
Selain itu, Pak Tris juga menjalin kerjasama erat dengan pemerintah provinsi dan pusat. Kolaborasi ini terlihat dalam berbagai proyek bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Semarang. Peran aktifnya dalam organisasi pemerintahan lokal dan nasional juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang dihormati dan diakui.
Akhir Masa Jabatan dan Warisan
Setelah menyelesaikan masa jabatannya, Pak Tris meninggalkan warisan yang signifikan bagi Kota Semarang. Kebijakan dan program yang dijalankannya memberikan dampak jangka panjang yang positif, meningkatkan kualitas hidup warga dan memajukan kota. Penilaian publik terhadap kepemimpinannya sangat positif, dan banyak yang menganggapnya sebagai salah satu Wali Kota terbaik yang pernah dimiliki Semarang.
Warisan yang ditinggalkannya meliputi berbagai proyek infrastruktur, peningkatan pelayanan publik, dan program sosial yang hingga kini masih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu, pendekatan kepemimpinan dan inovasi yang diterapkannya menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin masa depan. Dampak dari kepemimpinannya tidak hanya dirasakan di Semarang, tetapi juga menginspirasi kota-kota lain di Indonesia.
Kehidupan Setelah Menjabat
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Wali Kota, Pak Tris tetap aktif dalam berbagai kegiatan. Beliau terlibat dalam organisasi veteran dan sering menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan konferensi, membagikan pengalamannya sebagai pemimpin dan memberikan inspirasi bagi generasi muda. Kontribusinya dalam dunia pendidikan juga terlihat dari perannya sebagai penasihat dalam beberapa institusi pendidikan, membantu mengembangkan kurikulum dan program pendidikan yang lebih baik.
Akhir Hayat
Pak Tris meninggal dunia pada hari Sabtu, 10 Juni 2017, pukul 15.20 WIB, di RS Telogorejo Semarang setelah sakit selama sekitar dua bulan. Beliau dimakamkan secara militer pada hari Minggu, 11 Juni 2017, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorojonggrang, Manyaran. Upacara pemakaman dipimpin oleh Inspektur Upacara Dandim 0733 BS Semarang Kolonel Inf Zainul Bahar dan Komandan Upacara Kapten Inf Ikhwan, Danramil Gajahmungkur Semarang. Sholat jenazah dipimpin oleh Ketua Umum MUI Jateng KH Dr Ahmad Darodji MSi di rumah duka di Jalan Wologito Barat X No.35 Semarang.
Kesimpulan
Kolonel (Purn) H Soetrisno Suharto, atau yang lebih dikenal sebagai Pak Tris, adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang berdedikasi dan visioner. Dari latar belakang yang sederhana hingga mencapai posisi penting sebagai Wali Kota Semarang, perjalanan hidupnya penuh dengan inspirasi dan pelajaran berharga. Mahasiswa Indonesia dapat belajar banyak dari keteladanan dan kepemimpinan Pak Tris, terutama tentang pentingnya komitmen, inovasi, dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
Kehidupan dan karir Pak Tris menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, seseorang dapat memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat. Warisan yang ditinggalkannya akan terus dikenang dan dihargai, menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berjuang demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Credit :
Penulis : Danar Dono
Referensi :
krjogja.com
Republika
Komentar