Temukan alasan Semarang dijuluki Kota Atlas, terkenal dengan Lumpia lezat, dan kaya akan sejarah yang menarik untuk dijelajahi.
Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, adalah salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang, budaya yang kaya, serta posisi strategis di bidang ekonomi dan pemerintahan. Seiring perjalanan waktu, Semarang mendapatkan berbagai julukan yang mencerminkan identitas, keunikan, serta kontribusinya dalam berbagai aspek. Beberapa julukan tersebut tidak hanya merujuk pada karakter geografis atau historisnya, tetapi juga pada aspek sosial, budaya, dan perkembangan modern di kota ini.
Kota Atlas
Salah satu julukan paling dikenal dari Semarang adalah "Kota Atlas". Julukan ini sebenarnya merupakan singkatan dari "Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat". Atlas menggambarkan visi Semarang sebagai kota yang memiliki tatanan kehidupan yang teratur, aman, dan nyaman bagi warganya serta para pendatang. Julukan ini bukan hanya sebuah simbol, tetapi juga harapan dari para pemimpin kota untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang layak huni, seimbang, serta dapat memberikan kesejahteraan bagi semua orang yang tinggal di sana.
Selain itu, nama "Atlas" juga memiliki konotasi kuat, mengingat Semarang yang berada di pesisir utara Jawa memiliki posisi geografis strategis yang berperan penting sebagai pusat perdagangan dan transportasi, menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia.
Venetie van Java
Julukan lain yang melekat pada Semarang adalah "Venetie van Java" yang berarti "Venesia dari Jawa". Julukan ini mengacu pada kondisi kota Semarang pada masa lalu, di mana sebagian besar wilayah kota tergenang oleh kanal-kanal dan sungai. Hal ini mirip dengan kota Venesia di Italia yang terkenal dengan sistem kanalnya.
Pada masa penjajahan Belanda, Semarang dibangun dengan sistem kanal untuk memudahkan transportasi dan perdagangan, terutama di wilayah kota lama. Kanal-kanal ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir, mengingat Semarang sering menghadapi masalah banjir akibat letak geografisnya yang rendah dan dekat dengan laut.
Meskipun kini banyak kanal tersebut telah berkurang fungsinya dan ditutup, julukan "Venetie van Java" tetap diingat oleh masyarakat, terutama yang mengenang masa kejayaan Semarang di masa kolonial Belanda.
Kota Pelabuhan
Sebagai kota yang berada di pesisir utara Pulau Jawa, Semarang juga dikenal sebagai kota pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang merupakan salah satu pelabuhan terpenting di Indonesia. Pelabuhan ini menjadi pintu gerbang utama bagi perdagangan dan distribusi barang ke berbagai wilayah di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Peran penting pelabuhan ini juga membawa julukan "Kota Pelabuhan" kepada Semarang. Sejak zaman dahulu, pelabuhan ini telah menjadi pusat perdagangan internasional, di mana kapal-kapal dari berbagai negara datang untuk berdagang. Pelabuhan Tanjung Emas berperan vital dalam pembangunan ekonomi daerah dan nasional, terutama dalam sektor perdagangan, transportasi, dan logistik.
Selain itu, pelabuhan ini juga berperan dalam sejarah peradaban Semarang. Seiring dengan masuknya pengaruh asing melalui pelabuhan, kebudayaan Semarang menjadi lebih beragam dan kosmopolitan, dengan adanya pengaruh dari bangsa Tionghoa, Arab, Belanda, dan lainnya.
Kota Lumpia
Semarang juga dikenal dengan julukan "Kota Lumpia". Lumpia adalah makanan khas Semarang yang terbuat dari kulit tipis berisi rebung, telur, dan daging atau udang. Makanan ini merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya lokal Jawa. Lumpia Semarang sangat terkenal di seluruh Indonesia, bahkan sering menjadi oleh-oleh khas bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Julukan "Kota Lumpia" menjadi simbol kekayaan kuliner dan budaya Semarang. Meskipun lumpia bisa ditemukan di berbagai daerah, lumpia Semarang memiliki cita rasa yang khas dan unik. Banyak gerai lumpia legendaris di Semarang yang telah ada sejak beberapa generasi, membuat makanan ini menjadi bagian penting dari identitas kuliner kota.
Selain lumpia, Semarang juga memiliki banyak kuliner khas lainnya seperti bandeng presto, tahu gimbal, dan wingko babat, yang semakin memperkaya citra Semarang sebagai kota dengan kekayaan kuliner yang beragam.
Kota Toleransi
Semarang dikenal sebagai kota yang memiliki keragaman etnis dan agama yang tinggi, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keharmonisan. Kota ini merupakan tempat tinggal bagi berbagai komunitas, seperti suku Jawa, Tionghoa, Arab, dan lainnya, yang hidup berdampingan secara damai. Keberagaman ini tidak hanya tampak dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam arsitektur kota, di mana terdapat berbagai bangunan ibadah dari agama yang berbeda, seperti masjid, gereja, klenteng, dan vihara.
Salah satu simbol dari toleransi di Semarang adalah Kelenteng Sam Poo Kong, tempat ibadah umat Konghucu yang dihormati oleh berbagai lapisan masyarakat, baik yang beragama Tionghoa, Islam, maupun Kristen. Semarang juga sering dijadikan contoh bagaimana keragaman budaya dan agama dapat hidup berdampingan secara harmonis tanpa menimbulkan konflik yang berarti.
Kota Pendidikan
Selain memiliki julukan sebagai kota pelabuhan dan kota kuliner, Semarang juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Julukan "Kota Pendidikan" diberikan karena Semarang menjadi pusat pendidikan di Jawa Tengah dengan banyaknya universitas dan institusi pendidikan yang berada di kota ini. Universitas Diponegoro (UNDIP) adalah salah satu universitas negeri terbesar dan terbaik di Indonesia yang berada di Semarang. Selain itu, terdapat Universitas Negeri Semarang (UNNES), serta berbagai perguruan tinggi swasta dan institusi pendidikan lainnya.
Dengan berbagai fasilitas pendidikan yang tersedia, Semarang menjadi tujuan banyak siswa dan mahasiswa dari berbagai daerah untuk menempuh pendidikan. Hal ini semakin memperkaya dinamika sosial dan intelektual kota, serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun sumber daya manusia berkualitas di Indonesia.
Kota Sejarah
Sebagai kota yang memiliki sejarah panjang, Semarang juga dijuluki sebagai "Kota Sejarah". Semarang didirikan pada abad ke-16 dan menjadi salah satu pusat pemerintahan dan perdagangan pada masa kolonial Belanda. Banyak bangunan bersejarah di Semarang yang masih berdiri hingga saat ini, seperti Lawang Sewu, Kota Lama, Gereja Blenduk, dan lainnya.
Kota Lama Semarang sering disebut sebagai "Little Netherlands" karena bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang masih terawat dengan baik. Kawasan ini menjadi daya tarik wisata sejarah yang sangat diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Melalui Kota Lama, Semarang menawarkan perjalanan ke masa lalu yang sarat dengan nilai sejarah dan arsitektur Eropa.
Selain peninggalan kolonial, Semarang juga menyimpan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Di sini, ada Monumen Tugu Muda yang dibangun untuk mengenang pertempuran heroik lima hari melawan penjajah Jepang pada tahun 1945.
Kota Batik Semarang
Batik bukan hanya identik dengan Yogyakarta atau Solo, tetapi Semarang juga memiliki kekayaan batik tersendiri. Julukan "Kota Batik" disematkan kepada Semarang karena keindahan dan keunikan motif batik khas Semarang yang sering kali memiliki ciri khas berupa gambar Tugu Muda, Lawang Sewu, dan simbol-simbol lain yang merepresentasikan kota ini.
Pemerintah kota Semarang juga aktif dalam mempromosikan batik Semarang, dengan mengadakan festival batik, memfasilitasi para perajin lokal, dan menjadikan batik sebagai salah satu aset budaya yang harus dilestarikan.
Penutup
Dengan beragam julukan yang dimiliki Semarang, jelas bahwa kota ini bukan hanya pusat perekonomian dan pemerintahan, tetapi juga kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan nilai-nilai toleransi. Setiap julukan yang dimiliki Semarang mencerminkan aspek yang berbeda dari kota ini, mulai dari warisan sejarahnya hingga kontribusi dalam pembangunan modern. Kota yang terus berkembang ini tetap mempertahankan identitasnya sebagai kota yang harmonis, berbudaya, dan berperan penting dalam perkembangan Indonesia.
Bagi siapa pun yang ingin mengenal Indonesia lebih dalam, Semarang adalah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi, karena di sini, Anda bisa merasakan perpaduan antara modernitas dan sejarah yang hidup berdampingan dengan damai.
Credit :
Penulis : Narisha A
Gambar Ilustras :Canva
Komentar